Sabtu, 16 Januari 2016

Liburan si Anak Asrama

Asrama Putra adalah tempat saya berteduh, belajar, bercanda dan menyusun masa depan selama saya menjadi mahasiswa tahun pertama di universitas saya. Ada tiga gedung asrama tingkat dua di dalam pagar Asrama Putra, dan saya berada di salah satunya. Model ketiga gedung tidak ada yang berbeda, bentuknya persegi, berlorong lorong, di tengah gedung terdapat satu lapangan yang biasa dipakai untuk menjemur pakaian, dan tidak lupa beberapa pintu kamar mandi di setiap ujung lorong. Kamar saya sendiri berada di lantai dua, dua kamar di sebelah kamar mandi. jendela kamar menghadap langsung ke pinggiran jalan yang membuat kamar selalu sejuk. Saya menyukai kamar saya.

Saya mengakui bahwa berada di asrama sangat menyenangkan. Teman yang selalu ada kapanpun kamu perlu, Jarak dengan gedung perkuliahan yang tidak jauh, dan yang paling penting adalah tempat makan yang berjarak sepelemparan batu dari asrama. Namun, berada di asrama tidak selamanya begitu menyenangkan, terlebih ketika kamu ingin melakukan hal hal yang kamu inginkan di malam hari karena selalu ada jam malam di setiap asrama. Hampir semua penghuni asrama termasuk saya pribadi merasa sudah memiliki alasan yang cukup untuk tidak betah di asrama karena jam malam tersebut. Tapi tahukah kalian, apa yang paling membuat saya tidak tertarik berada di asrama sehingga saya membuat tulisan ini? yaitu ketika penghuni asrama harus tetap di asrama selama liburan kuliah karena tidak dapat pulang ke rumah.

Tulisan ini dan beberapa tulisan yang akan datang akan menceritakan kegiatan saya selama menjadi penjaga asrama. 

Untuk hari pertama ini, saya rasa sangat pas untuk menceritakan sakitnya di tinggal mudik oleh teman satu kamar. 
Helmi, Iqbal, dan Ilham adalah nama nama teman sekamar saya di asrama ini. Mereka teman yang baik, gak ada dua nya deh (karena belum dikloning wkwk). Singkatnya, tadi pagi mereka semua berangkat dengan tas berisi baju kotor dan oleh oleh buat keluarga. Walaupun perasaan iri itu ada, tapi tetap saja, sebagai teman sejati saya membantu mereka mengepak barang bawaan, bahkan ikut membantu membangunkan mereka. Terus? kapan bagian sedihnya? Bagian tersebut ada ketika kalian harus membantu membawa barang bawaan mereka sampai ke depan pintu asrama. ada hal yang kamu rasakan tapi tak dapat disuarakan, malah yang terlontar adalah kata kata perpisahan "hati hati teman, jangan lupa oleh - oleh". Seberapa keras pun saya memilih kata kata untuk menggambarkannya, kalian tidak akan pernah paham sampai kalian merasakan hal yang sama, ditinggal sendiri. 

Selepas perginya mereka semua, jadilah aku penguasa kamar, penguasa lorong, dan penguasa asrama ini. Kamar yang semula di dekorasi untuk empat orang agar tidak terjadi pertengkaran, dirombak menjadi taman hiburan pribadi. Tiang  tiang jemuran yang selama ini harus bersaing untuk menjemur pakaian di sana, sekarang menjadi hak milik pribadi seorang. Sungguh semua terasa aneh di hari pertama ini, tak bisa dijelaskan apa yang dirasa. Inikah momen dimana sedih dan senang datang berbarengan? Namun dua hal yang saya dapat simpulkan, yang pertama adalah mulai sekarang saya akan aktif menulis dan melakukan hal hal yang positif untuk mengisi kekosongan masa liburan ini. Yang kedua adalah tulisan ini sangat panjang dan kamu sangat hebat karena telah membaca sejauh ini. Tunggu kisah ku selanjutnya


Bersambung..... ^^